Kemampuan terlambat berbicara atau biasa disebut Speech delay pada balita usia 2 tahun bisa menjadi keprihatinan bagi orangtua. Meskipun setiap anak memiliki perkembangan bicara yang berbeda, terdapat beberapa terapi yang dapat membantu merangsang perkembangan bahasa pada anak. Berikut adalah 5 terapi yang wajib diterapkan:
1. Ajak Anak Berbicara
Mengajak anak berbicara secara aktif dapat merangsang perkembangan kemampuan berbahasanya. Libatkan anak dalam percakapan sehari-hari, tanyakan tentang aktivitasnya, dan berikan respons positif terhadap setiap usaha bicaranya.
2. Membaca Buku Sederhana
Kegiatan membaca buku sederhana dapat menjadi terapi yang sangat efektif. Pilih buku dengan gambar yang menarik dan cerita yang simpel. Bacakan cerita dengan intonasi yang menarik, dan biarkan anak berinteraksi dengan buku, seperti menunjuk gambar atau menyebutkan kata-kata sederhana.
3. Bernyanyi
Melibatkan anak dalam aktivitas bernyanyi tidak hanya membuat suasana menyenangkan, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan bahasanya. Pilih lagu-lagu yang memiliki lirik sederhana dan ritme yang mudah diikuti. Bernyanyi bersama anak dapat merangsang keterampilan berbicaranya.
4. Ajak Anak Komunikasi Dua Arah
Penting untuk menciptakan komunikasi dua arah yang aktif. Dengarkan dengan penuh perhatian saat anak berbicara, berikan tanggapan, dan ajukan pertanyaan. Ini tidak hanya membantu anak merasa didengarkan tetapi juga melatih keterampilan berbicaranya.
5. Jangan Biarkan Anak Bermain Gadget
Terapi yang tak kalah penting adalah menghindari paparan anak terhadap gadget pada usia dini. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar dapat menghambat perkembangan bahasa dan kemampuan sosial anak. Gantilah waktu bermain gadget dengan kegiatan yang melibatkan interaksi langsung.
Dengan konsistensi dalam menerapkan terapi ini, orangtua dapat memainkan peran penting dalam merangsang perkembangan bahasa anak mereka. Selain itu, konsultasikan dengan ahli terapi wicara atau dokter anak untuk mendapatkan panduan lebih lanjut sesuai dengan kondisi spesifik anak.